Seringkali membaca postingan/komentar di website/blog yang memberikan opini negatif tentang Network Marketing. Dari yang mengatakan bahwa Network Marketing atau yang umum orang sebut MLM haram, menginjak/memeras downline atau bawahan, disamaratakan dengan Money Game/sytem Priamid, bisnis tidak jelas, bisnis ecek-ecek, bisnis jailangkung :) meminjam istilah Bapak Louis datang tidak di undang pualng tidak diantar saking negatifnya prospek, belum ngomong apa-apa sudah apriori/negatif thinking dsb.
Pada intinya memandang bahwa bisnis Network Marketing/MLM adalah Negatif. Tapi coba kita lihat dari prespektif yang lain. Seperti ilustrasi gambar di atas, "Network Marketing" adalah salah satu cara distribusi barang. Jika suatu Bisnis konvensional/yang umum sekarang ini, dari Manufactur barang didistribusikan ke "Sole Agent" misalnya ada kita kenal "Agen Tunggal Pemegang Merk"/ATPM merk Mobil, dari sana barang di distribusikan lagi ke "Wholesaler", didistribusikan lagi ke "Distributor", kemudian ke Retailer/Toko-toko Ritel, baru dari sana Konsumen boleh berbelanja. Konsumen tidak boleh langsung berbelanja ke Sole Agent/Wholesaler, tetapi harus lewat Toko Eceran/Retailer. Dari jalur distribusi barang tersebut pabrikan/produsen masih menambah biaya lagi untuk "Biaya Promosi" baik lewat media masa, televisi dsb dengan bintang iklan yang sudah populer di masyarakat dengan biaya yang lumayan besar. Tidak ada yang salah dengan jalur distribusi seperti ini, menurut Paul Zane Pilzer "Distributor" sangat diuntungkan dengan model seperti ini, muncul raksasa semacam "Walmart", "Amazon" dsb
Ada pilihan/alternatif yang lain selain model distribusi diatas yaitu "Network Marketing", orang umum menyebut MLM (Multi Level Marketing) atau "Mulut Lewat Mulut", Grup kami salah satu pelaku di Tianshi lebih senang dengan istilah "Network Marketing" lebih pas untuk menggambarkan model distribusi barang seperti ilustrasi gambar tersebut di atas.
Dari Manufactur/Pabrikan/produsen barang langsung di distribusikan ke konsumen oleh pelaku/orang yang disebut "Distributor Langsung", biasanya perusahaan/manufactur mempunyai perwakilan disetiap negara/daerah melalui perantara "Stockis"/"Host Couple" untuk berhubungan dengan "Distributor", untuk menjadi stokis mempunyai syarat dan kondisi tertentu, kalau di Tianshi yang boleh menjadi stockis adalah peringkat bintang 6 ke atas dan pernah mempuyai reputasi yang bagus dari segi administrasi dan omzet sebagai "sub Stockis" sebelumnya, dengan proses yang ketat.
Untuk mendukung Skill Distributor baik mengenai proses distribusi dan product knowledge ada semacam "Sekolah Bisnis" atau "Support System" yang akan memberikan edukasi yang baik agar proses distribusi tersebut dapat berjalan lancar dan baik. Seorang Distributor yang baik hendaknya terus meningkatkan skillnya lewat sekolah bisnis yang ada sehingga dilapangan tidak timbul persepsi-persepsi yang negatif terhadap bisnis ini.
Jika mengacu marketingplan/rencana pemasaran Tianshi (bisa serinya dibaca disini, disini dan disini maka bonus-bonus yang diterimama dari distributor adalah diambilkan dari keuntungan atas omzet distribrusi/penjualan product dari Tiens, bukan dari hasil keuntungan pendaftaran Member baru (Money game), downline/jaringan dibawahnya tidak dirugikan, downline tidak membayar upline-nya atas keuntungan barangnya, prinsipnya siapa yang menghasilkan omzet/penjualan bonus perusahaan lebih besar kepada penghasil omzet tersebut, jadi fair system.
Juga masalah kewajiban belanja bulanan/tutup point, dibebankan jika peringkat di Tiens minimal sudah bintang *5 sudah punya jaringan minimal 3 orang *4 dengan potensi penghasilan 2-5 juta/bulan, tutup pointnya minimal Rp. 100.000,- (jauh dari potensi bonusnya) cukup fair dan adil, bintang 1- bintang 4 belum ada kewajiban belanja/tutup point bulanan (sangat-sangat fair).
Untuk masalah halal/haram sudah sangat jelas dibahas disini diambil dari seseorang yang lebih paham dibanding kami, tapi yang jelas distribusi barang terjadi karena memang ada kebutuhan setiap manusia yang membutuhkan suplement karena kekurangan tiap harinya contohnya dibahas disini dan harga-harga barangnya juga transparan antara harga distributor dan harga konsumen, bahkan hebatnya harga sewaktu produk tiens masuk ke indonesia sampai sekarang harganya tetap tidak mengalami kenaikan dan tidak fluktuatif, juga antara pulau jawa, kalimantan , sulawesi dan pulau2 lain harganya sama, coba anda bandingkan dengan harga2 barang produk yang lain mengalami kenaikan seiring dengan waktu/kondisi suatu negara, harga di luar pulau jawa lebih tinggi dsb.
Jika dikatakan produk Tianshi yang dijual dengan system Network Marketing lebih mahal sebenarnya harganya relatif lebih murah, jika kita membandingkan dengan produk yanga lain, harus kita perhatikan barang pembandingnya, kualitas barangnya, jumlah barangnya, kegunaan/kasiatnya dsb. Semisal contohnya : Produck Antilipemic Tea (Teh KesehatanTiens), Tianshi telah membeli hak paten resep Teh Tianshi dari "kitab The Yellow Emperors Classics of Internal Medicine" dari kumpulan resep2 kerajaan yang usianya telah 5000 tahun diuji dari generasi ke generasi dan terbukti khasiatnya.
1 kotak isinya 40 buah, harganya per-box Rp. 68.400 (harga distributor), cara minumnya 1 buah bisa dipakai 2 kali, direbus pagi dan sore, khasiatnya terbukti bisa menurunkan asam urat dan kolesterol. membuang racun dan menghancurkan lemak, memperkuat liver dan menjernihkan penglihatan, sehingga 1 gelas Antilipemic Tea hanya seharga = (Rp.68.000,-/40 buah) = Rp. 1.710,- bisa di pakai direbus dan diminum 2 kali (sebenarnya bisa lebih) jadi pergelas harganya Rp. 855,-, harusnya anda bandingkan dengan "teh dalam kemasan" yang dipasaran bisa dijual Rp. 1500-5000/gelas, jadi kesimpulannya sebenarnya produk tianshi relatif lebih murah, juga anda bisa membadingkan dengan cara yang sama product2 tiens yang lain.
Masih menganggap ini bisnis ndak jelas :-), haram, ???, dsb??? 10x10...cape deh'
0 comments:
Post a Comment