Kebiasaan mengonsumsi telur pada ibu yang sedang hamil memiliki dampak positif terhadap jabang bayi dalam rahimnya. Peneliti Universitas Cornell, New York, AS menemukan hal tersebut mampu mengurangi risiko bayi terkena penyakit yang berhubungan dengan metabolisme, tekanan darah tinggi, atau diabetes.
Tim yang dipimpin Marie Caudill menyimpulkan hal tersebut setelah melakukan pengamatan terhadap 24 perempuan ketika hamil tiga bulan yang dipilih secara acak. Para partisipan itu telah diminta memasukkan telur dalam kategori makanan yang dikonsumsi setiap hari. Selama itu pula tim mengumpulkan dan membanding-bandingkan data kehamilan serta sampel darah dari plasenta.
Caudill mengatakan semua itu tak terlepas dari kandungan choline yang berada dalam telur. Menurut Caudill jumlah kandungan rata-rata mencapai 125 miligram per telur. Caudill pun menemukan bahwa telur itu mampu meningkatkan kemampuan memori serta kemampuan belajar otak. Di luar itu, tim menemukan fakta bahwa perempuan yang melakukan diet cholline empat kali berisiko melahirkan bayi yang mengalami kekurangan tabung saraf.[Media Indonesia]
Tim yang dipimpin Marie Caudill menyimpulkan hal tersebut setelah melakukan pengamatan terhadap 24 perempuan ketika hamil tiga bulan yang dipilih secara acak. Para partisipan itu telah diminta memasukkan telur dalam kategori makanan yang dikonsumsi setiap hari. Selama itu pula tim mengumpulkan dan membanding-bandingkan data kehamilan serta sampel darah dari plasenta.
Caudill mengatakan semua itu tak terlepas dari kandungan choline yang berada dalam telur. Menurut Caudill jumlah kandungan rata-rata mencapai 125 miligram per telur. Caudill pun menemukan bahwa telur itu mampu meningkatkan kemampuan memori serta kemampuan belajar otak. Di luar itu, tim menemukan fakta bahwa perempuan yang melakukan diet cholline empat kali berisiko melahirkan bayi yang mengalami kekurangan tabung saraf.[Media Indonesia]
