Wednesday, September 18, 2013

, ,

3 Panduan Supaya Terhindar dari Obat Palsu

Obat palsu dan ilegal kini semakin banyak beredar di pasaran. Beragam khasiat serta janji kesembuhan instan yang ditawarkan menjadi senjata untuk menarik perhatian masyarakat.

Kondisi itu juga didukung dengan kemudahan mendapat obat palsu dan ilegal, baik melalui jasa perorangan, online, atau pedagang eceran. Padahal, produsen obat ilegal dan palsu tersebut tidak ikut menanggung efek negatif yang akan dialami konsumen.

"Harga murah obat ilegal dan palsu, tidak sesuai dengan efek merugikan yang ditanggung konsumen. Waspadalah sebelum membeli, jangan hanya berfikir jangka pendek," kata Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA BPOM RI, Retno Tyas Utami.

Secara kasat mata obat palsu memang sulit dibedakan dari obat asli. Metode terbaik adalah melalui uji laboratorium. Namun ada beberapa upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari jebakan obat palsu.  Berikut ini adalah tips dari Retno agar konsumen mendapatkan obat asli dan berkualitas :

1. Selalu gunakan resep dokter


"Terutama bila akan membeli obat keras, misalnya obat injeksi. Obat ini ditandai lingkaran merah pada bungkus obat," kata Retno.

Penggunaan resep akan menghindarkan konsumen dari salah beli, atau membeli obat yang tidak sesuai kebutuhan. Resep akan menjamin konsumen mendapat obat sesuai keperluan dengan kualitas terjamin.

Friday, September 13, 2013

Waspadai 7 Penyakit Tanpa Gejala Ini

“Dok, kok saya dibilang sakit padahal tidak ada keluhan apapun?”
“Dok, kok hasil laboratoriumnya tidak normal padahal saya merasa sehat saja?”

Mungkin sebagian besar dari kita pernah bertanya begitu ketika divonis mengalami suatu penyakit, padahal jasmani kita merasa sehat. Memang betul, beberapa penyakit memang tidak memberikan keluhan pada stadium awalnya.

Bahkan, ketika gejala muncul, bisa jadi kondisi telah memburuk atau sudah stadium lanjut. Berikut adalah penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai karena sering tidak menimbulkan gejala dan tidak disadari.

1. Hipertensi dan Kolesterol Tinggi
Dua masalah ini sangat populer di tengah masyarakat. Hipertensi dan kolesterol yang tinggi pada dasarnya tidak memberikan keluhan apapun bagi penderitanya. Idealnya tekanan darah normal untuk dewasa ialah ≤120/80 mmHg, dan disebut hipertensi grade I apabila tensi ≥140/90 serta hipertensi grade II bila tensi ≥160/100. Tekanan darah yang melebihi 180/120 disebut juga hipertensi krisis (berbahaya).

Namun ironisnya, hipertensi hingga ≥ 200/120 pun kadang tidak memberikan gejala apapun! Atau pada kebanyakan kasus, orang tersebut hanya mengeluh pusing-pusing ringan dan pegal-pegal ringan. Tak heran, banyak orang yang menyepelakan dan tidak mau berobat karena tidak ada keluhan. Itu adalah persepsi yang keliru. Disadari atau tidak, dampak hipertensi sebenarnya telah terjadi apabila tekanan ≥ 120/80; efek kerusakan akan terakumulasi hingga bertahun-tahun kemudian baru menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Khusus untuk hipertensi krisis, bahaya stroke, penyakit jantung, serta pecah pembuluh darah dapat mengancam setiap saat.

Serupa halnya dengan kolesterol tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi ibarat bom waktu yang akan terakumulasi di pembuluh darah atau jaringan hati (fatty liver) dan berakibat fatal. Padahal, obatnya sangat sederhana dan relatif murah.